PROPOSAL
PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BUDAYA MELALUI FESTIVAL SEDEKAH BUMI UNTUK MEWARISKAN
KEARIFAN LOKAL
A.
JUDUL
Pemberdayaan Komunitas Budaya melalui Festival Sedekah Bumi untuk Mewariskan Kearifan Lokal.
B.
LATAR BELAKANG
Festival
Sedekah Bumi adalah tradisi budaya yang sudah lama berlangsung di masyarakat
agraris, terutama di Indonesia. Acara ini merupakan ungkapan rasa syukur
masyarakat atas hasil panen yang diperoleh, sekaligus sebagai bentuk permohonan
untuk keberkahan hasil bumi yang akan datang. Sedekah Bumi memiliki nilai-nilai
spiritual dan sosial yang mendalam, mencerminkan hubungan harmonis antara
manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Namun,
di era modern ini, nilai-nilai budaya dan kearifan lokal mulai tergerus oleh arus
globalisasi dan perubahan gaya hidup yang cepat. Banyak generasi muda yang
kurang memahami dan menghargai tradisi yang telah diwariskan oleh nenek moyang
mereka. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghidupkan kembali tradisi ini
melalui kegiatan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, sehingga kearifan
lokal dapat tetap hidup dan terjaga.
Festival
Sedekah Bumi tidak hanya berfungsi sebagai ajang perayaan, tetapi juga sebagai
sarana pemberdayaan komunitas. Dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaan
dan pelaksanaan festival, diharapkan tercipta rasa kebersamaan dan saling
menghargai antaranggota komunitas. Selain itu, festival ini juga dapat menjadi
wadah untuk menampilkan produk-produk lokal, seni, dan budaya daerah, sehingga
dapat menarik minat wisatawan dan memberikan dampak positif terhadap
perekonomian lokal.
Melalui
proposal ini, kami berkomitmen untuk menyelenggarakan Festival Sedekah Bumi
sebagai upaya melestarikan kearifan lokal, memperkuat identitas budaya, dan
memberdayakan masyarakat. Dengan melibatkan berbagai pihak, festival ini
diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat rasa bangga masyarakat
terhadap budaya mereka serta menciptakan kesadaran akan pentingnya pelestarian
tradisi dan kearifan lokal bagi generasi mendatang.
C.
RUMUSAN MASALAH
- Bagaimana cara menyelenggarakan Festival Sedekah Bumi
yang melibatkan seluruh elemen masyarakat?
- Apa saja bentuk kearifan lokal yang perlu diwariskan
melalui festival ini?
- Bagaimana dampak festival terhadap pemberdayaan
komunitas dan pelestarian budaya?
D.
TUJUAN KEGIATAN
- Mewakili identitas budaya lokal.
- Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelestarian
budaya.
- Mendorong kreativitas masyarakat dalam menyelenggarakan
acara budaya.
- Menjadi ajang promosi potensi daerah kepada wisatawan.
E.
MANFAAT KEGIATAN
- Masyarakat dapat lebih memahami dan menghargai kearifan
lokal.
- Terjalinnya kerjasama antaranggota masyarakat.
- Peningkatan daya tarik wisata daerah.
- Pelestarian tradisi dan budaya lokal bagi generasi
mendatang.
F. KAJIAN PUSTAKA
Kearifan Lokal dan Penerapannya dalam Masyarakat
Menurut Suryadi (2020) dalam bukunya Kearifan Lokal dalam Masyarakat Indonesia, kearifan lokal merupakan nilai-nilai budaya yang berkembang dalam masyarakat dan diwariskan secara turun-temurun sebagai pedoman hidup. Kearifan lokal mencerminkan hubungan erat antara manusia dengan lingkungan sosial dan alam sekitarnya. Konsep ini sering tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, seperti sistem pertanian, tata kelola sosial, norma adat, hingga praktik keagamaan dan budaya.
Dalam penerapannya, kearifan lokal berperan dalam menjaga keseimbangan ekologi, membangun solidaritas sosial, serta menjadi identitas khas suatu komunitas. Contohnya adalah sistem Subak di Bali yang mengatur irigasi pertanian secara kolektif, atau filosofi gotong royong yang menjadi landasan kerja sama dalam berbagai kegiatan sosial. Selain itu, dalam masyarakat pedesaan, kearifan lokal juga terlihat dalam praktik musyawarah untuk mencapai mufakat dalam pengambilan keputusan, sehingga menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
Namun, di tengah modernisasi dan globalisasi, kearifan lokal menghadapi tantangan berupa pergeseran nilai akibat pengaruh budaya luar dan perubahan gaya hidup. Oleh karena itu, penting untuk mempertahankan dan mengadaptasi kearifan lokal agar tetap relevan dalam kehidupan modern tanpa kehilangan esensi dan maknanya.
Peran Festival Budaya dalam Pemberdayaan Masyarakat
Rahman (2018) dalam bukunya Festival Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat meneliti dampak festival budaya terhadap penguatan identitas lokal serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Festival budaya bukan hanya sekadar perayaan tradisional, tetapi juga menjadi sarana pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi berbasis komunitas.
Dalam penelitian Rahman, disebutkan bahwa festival budaya memiliki beberapa manfaat utama bagi masyarakat, antara lain:
- Pelestarian Budaya – Festival menjadi wadah untuk menjaga warisan budaya agar tidak punah, dengan melibatkan generasi muda dalam praktik seni, musik, dan ritual tradisional.
- Peningkatan Pariwisata – Festival budaya dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara, sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat melalui sektor ekonomi kreatif, seperti kuliner, kerajinan tangan, dan akomodasi.
- Penguatan Identitas Sosial – Festival membangun rasa kebersamaan dan memperkuat ikatan sosial antaranggota masyarakat melalui partisipasi dalam acara-acara budaya.
- Edukasi dan Transfer Pengetahuan – Festival sering kali disertai dengan seminar, lokakarya, atau pameran yang memberikan wawasan lebih dalam tentang sejarah dan nilai-nilai budaya kepada masyarakat luas.
Sebagai contoh, Festival Sekaten di Yogyakarta tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan religius yang tinggi bagi masyarakat setempat. Hal ini menunjukkan bahwa festival budaya memiliki peran strategis dalam menghidupkan kembali nilai-nilai tradisional sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Tradisi Sedekah Bumi: Sejarah dan Makna Budaya
Dalam bukunya Sedekah Bumi: Tradisi dan Makna, Handayani (2019) membahas tradisi Sedekah Bumi yang merupakan salah satu bentuk syukur masyarakat agraris terhadap hasil panen yang diberikan oleh alam. Tradisi ini banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Jawa, dan biasanya dilaksanakan setelah musim panen sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur serta sebagai doa untuk kesuburan tanah dan keberkahan di masa mendatang.
Secara historis, Sedekah Bumi telah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan Jawa kuno dan berkembang seiring dengan masuknya pengaruh Islam. Meskipun memiliki unsur animisme pada awalnya, tradisi ini kemudian mengalami akulturasi dengan ajaran Islam, di mana doa dan pembacaan tahlil menjadi bagian dari ritualnya.
Makna budaya dari Sedekah Bumi meliputi beberapa aspek berikut:
- Ungkapan Rasa Syukur – Tradisi ini merupakan bentuk penghargaan masyarakat terhadap alam dan Tuhan atas hasil panen yang diperoleh.
- Penguatan Solidaritas Sosial – Prosesi Sedekah Bumi sering melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam berbagai kegiatan, seperti kenduri, kirab budaya, dan pertunjukan seni tradisional.
- Pelestarian Nilai Kearifan Lokal – Sedekah Bumi mengandung nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, serta penghormatan terhadap adat dan leluhur yang masih dijaga hingga kini.
Dalam pelaksanaannya, Sedekah Bumi dapat berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Misalnya, di Jawa Tengah, prosesi ini sering kali diiringi dengan arak-arakan tumpeng dan wayang kulit, sedangkan di daerah lain bisa berupa penyembelihan hewan atau pembagian hasil bumi kepada masyarakat.
G. BAHAN DAN ALAT
- Perlengkapan untuk pameran produk lokal (meja, spanduk, dan display).
- Alat musik dan perlengkapan seni pertunjukan (gamelan, mikrofon, dan alat tari).
- Spanduk dan materi promosi (poster, brosur, dan pamflet).
- Alat tulis dan perlengkapan administrasi (kertas, pena, dan formulir pendaftaran).
H. TAHAPAN KEGIATAN
- Persiapan:
- Pembentukan panitia.
- Penyusunan rencana kegiatan dan anggaran.
- Penggalangan dukungan dari masyarakat dan sponsor.
- Pelaksanaan:
- Sosialisasi kegiatan kepada masyarakat melalui media sosial dan poster.
- Penyelenggaraan festival dengan berbagai kegiatan, seperti pameran, pertunjukan seni, dan workshop.
- Evaluasi:
- Mengumpulkan umpan balik dari peserta dan panitia.
- Penyusunan laporan evaluasi yang mencakup keberhasilan dan kendala yang dihadapi.
I.
WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
- Waktu: 15-16
Maret 2025
- Tempat: Balai Desa Sidomulyo, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati
J.
RENCANA ANGGARAN
Item |
Rincian
Biaya |
Sewa tempat |
Rp 2.000.000 |
Biaya promosi |
Rp 1.000.000 |
Honorarium pembicara |
Rp 1.500.000 |
Biaya perlengkapan |
Rp 1.500.000 |
Konsumsi untuk peserta |
Rp 1.000.000 |
Total |
Rp 7.000.000 |
K.
INDIKATOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PROGRAM
Berikut adalah tabel indikator
keberhasilan dan kegagalan program yang dilengkapi dengan checklist:
Indikator |
Keberhasilan |
Kegagalan |
1. Tingkat partisipasi
masyarakat |
[ ] Di atas 75% |
[ ] Kurang dari 50% |
2. Umpan balik peserta
terhadap acara |
[ ] Positif |
[ ] Negatif |
3. Peningkatan pengetahuan
tentang kearifan lokal |
[ ] Terjadi peningkatan |
[ ] Tidak ada peningkatan |
4. Terjalinnya kerjasama
antar komunitas |
[ ] Tercipta jaringan |
[ ] Tidak ada kerjasama |
5. Kepuasan masyarakat
terhadap kegiatan |
[ ] Sangat puas |
[ ] Tidak puas |
6. Jumlah produk lokal
yang dipamerkan |
[ ] Meningkat |
[ ] Menurun |
7. Partisipasi generasi
muda dalam kegiatan |
[ ] Meningkat |
[ ] Menurun |
8. Keterlibatan instansi
terkait |
[ ] Terlibat aktif |
[ ] Tidak terlibat |
L. TATA CARA EVALUASI KEGIATAN
- Mengumpulkan umpan balik dari peserta melalui survei.
- Diskusi evaluasi dengan panitia mengenai pelaksanaan
festival.
- Penyusunan laporan evaluasi yang mencakup keberhasilan
dan kendala yang dihadapi, serta rekomendasi untuk kegiatan selanjutnya.
M.
JADWAL KEGIATAN/ TIME LINE
Tanggal |
Kegiatan |
1 Maret 2025 |
Pembentukan panitia |
5 Maret 2025 |
Sosialisasi kepada masyarakat |
10 Maret 2025 |
Persiapan akhir |
15-16 Maret 2025 |
Pelaksanaan festival |
20 Maret 2025 |
Evaluasi dan laporan |
N.
RENCANA TINDAK LANJUT
- Membangun komunitas seni dan budaya yang berkelanjutan
melalui pertemuan rutin.
- Mengadakan festival secara rutin setiap tahun dengan
tema berbeda.
- Membangun kerjasama dengan instansi terkait untuk
pengembangan budaya lokal dan meningkatkan dukungan terhadap kegiatan
kebudayaan.
O.
DAFTAR PUSTAKA
- Suryadi, A. (2020). Kearifan Lokal dalam Masyarakat
Indonesia. Jakarta: Pustaka Cinta.
- Rahman, S. (2018). Festival Budaya dan Pemberdayaan
Masyarakat. Bandung: Citra Pustaka.
- Handayani, R. (2019). Sedekah Bumi: Tradisi dan Makna.
Yogyakarta: Penerbit Merapi.