Rabu, 14 Agustus 2024

Laporan Pengamatan Perubahan Sosial


Laporan Pengamatan Perubahan Sosial pada Perubahan Pencukupan Air Rumah Tangga


Penulis adalah Eny Alfi Inayatin Siswa Kelas XII F-5 SMA Negeri 1 Jakenan

PENDAHULUAN
    Air sebagai sumber kehidupan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari manusia. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti memasak, mandi, mencuci pakaian, dsb. Air merupakan kebutuhan utama dalam rumah tangga, sehingga setiap rumah tangga berusaha memiliki sumber air sendiri.
     Jenis sumur paling tua adalah sumur jubin. Sumur ini dibuat dengan cara membuat lubang dengan kedalaman tertentu yang dindingnya diapit dengan material padat seperti batu bata dan buis. Dalam membuat sumur tradisional diperlukan pengetahuan identifikasi letak mata air. Ketika sebuah tempat diduga terdapat sumber mata air, lubang akan digali hingga sumber mata air memancar.
    Sumur jubin ini cukup dekat dengan tradisi dan keseharian masyarakat. Sumur ini menjadi pusat interaksi antar anggota masyarakat, terutama karena tidak semua warga memiliki sumur sendiri, khususnya pada musim kemarau. Sumur telah menjadi pusat interaksi masyarakat pada saat terjadi kelangkaan air. Namun, pada saat ini keberadaan sumur jubin tersisihkan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sumur jubin yang ditutup dan pada saat yang sama orang tidak lagi tertarik untuk membuat sumur jubin. Padahal, selain berfungsi sebagai sumber air, sumur jubin juga berperan penting sebagai media resapan air saat musim hujan, membantu menjaga keseimbangan air tanah dan mencegah banjir. 
    Lama kelamaan, beberapa daerah mulai mengalami kekeringan yang parah karena sumber air tanah yang menipis. Ketika sumur jubin tidak lagi mampu menyediakan air yang cukup, masyarakat mulai beralih ke sumber air dari PDAM yang dianggap lebih andal dan stabil. Peralihan ini menandai terjadinya perubahan sosial yang signifikan, di mana penggunaan teknologi modern menggantikan tradisi lama, mengubah pola interaksi sosial dan cara hidup masyarakat. Apa saja yang berubah, unsur sosial apa yang berubah, bagaimana dampak perubahan akan dibahas dalam tulisan ini.
Selamat membaca.


PEMBAHASAN 
A. Jenis-Jenis Sumber Mata Air
  1. Sungai

a.       Bentuk

Aliran air tawar yang mengalir secara alami dari hulu ke hilir, biasanya menuju laut atau danau.

b.      Cara Membuat

Terbentuk secara alami melalui proses geomorfologi.

c.       Manfaat

ž   Sumber air baku untuk berbagai keperluan, seperti pertanian, perikanan, dan industri.

ž   Sebagai jalur transportasi.

ž   Pembangkit listrik tenaga air.

ž   Objek wisata.

d.      Kelemahan

ž   Rentan terhadap pencemaran dari aktivitas manusia.

ž   Debit air dapat berubah-ubah tergantung musim.

ž   Terdapat risiko banjir.

e.       Kelebihan

ž   Tersedia secara alami dalam jumlah besar.

ž   Mudah diakses.

  1. Belik

a.       Bentuk

Mata air yang keluar dari dalam tanah secara alami, biasanya dengan debit yang relatif kecil.

b.      Cara Membuat

Terbentuk secara alami akibat adanya rongga di dalam tanah yang terisi air.

c.       Manfaat

ž   Sumber air minum bagi masyarakat sekitar.

ž   Digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti mencuci dan mandi.

ž   Sumber air untuk pertanian.

d.      Kelemahan

ž   Terbatas pada area tertentu.

ž   Debit air bisa menurun saat musim kemarau.

ž   Rentan terhadap pencemaran jika lingkungan sekitarnya tidak terjaga.

e.       Kelebihan

ž   Airnya biasanya lebih bersih dan segar dibandingkan sumber air lainnya.

ž   Tidak memerlukan proses pengolahan yang rumit.

  1. Sumur Jubin

a.       Bentuk

Sumur yang dibuat dengan cara menggali tanah lalu dipasang buis atau batu bata untuk dindingnya.

b.      Cara Membuat

Digali secara manual atau dengan mesin, kemudian dilapisi dengan jubin untuk mencegah runtuhan tanah.

c.       Manfaat

ž   Sumber air bersih untuk keperluan rumah tangga.

ž   Digunakan untuk mengairi tanaman.

d.      Kelemahan

ž   Kedalamannya terbatas.

ž   Kualitas air dapat terpengaruh oleh kondisi tanah di sekitarnya.

ž   Rentan terhadap pencemaran dari permukaan tanah.

ž   Bisa kering selama musim kemarau.

e.       Kelebihan

Relatif mudah dan murah dalam pembuatannya.

  1. Sumur Bor

a.       Bentuk

Sumur yang dibuat dengan cara membor tanah hingga mencapai lapisan akuifer (lapisan tanah yang mengandung air).

b.      Cara Membuat

Menggunakan mesin bor untuk mencapai lapisan air tanah dalam.

c.       Manfaat

Sumber air bersih untuk keperluan rumah tangga, industri, dan pertanian.

d.      Kelemahan

ž   Biaya pembuatannya relatif mahal.

ž   Membutuhkan perawatan khusus.

ž   Kualitas air dapat terpengaruh oleh kondisi lapisan akuifer.

e.       Kelebihan

ž   Dapat mencapai sumber air dalam jumlah besar.

ž   Kualitas air umumnya lebih baik dibandingkan sumur jubin.

  1. PDAM

a.       Bentuk

Sistem penyediaan air bersih yang dikelola oleh pemerintah daerah.

b.      Cara Membuat

Infrastruktur dibangun oleh pemerintah, meliputi pipa distribusi, tangki penampungan, dan instalasi pengolahan air.

c.       Manfaat

Penyediaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga, komersial, dan industri.

d.      Kelemahan

ž   Biaya langganan relatif mahal.

ž   Kualitas air dapat terganggu jika terjadi gangguan pada jaringan pipa.

e.       Kelebihan

Air yang disalurkan sudah melalui proses pengolahan sehingga lebih bersih dan aman untuk dikonsumsi.

  1. Truk Air

a.       Bentuk

Pengangkutan air bersih menggunakan truk tangki.

b.      Cara Membuat

Menggunakan truk tangki dengan kapasitas tertentu yang diisi di sumber air bersih.

c.       Manfaat

ž   Menyediakan air bersih untuk daerah yang belum terjangkau jaringan PDAM.

ž   Digunakan untuk keperluan darurat, seperti saat terjadi kekeringan.

d.      Kelemahan

ž   Biaya pengangkutan air relatif mahal.

ž   Kualitas air tergantung dari sumber air yang diambil.

e.       Kelebihan

Solusi cepat untuk kebutuhan air mendesak di area yang sulit dijangkau.


B. Analisis Unsur-Unsur Perubahan Sosial

Tabel 1

NO.

Objek

Keterangan

1.          

Sungai


Sungai adalah aliran air alami yang mengalir di permukaan bumi, sering dimanfaatkan sebagai sumber air untuk irigasi, pertanian, perikanan, serta pembangkit listrik tenaga air. Namun, sungai sangat rentan terhadap pencemaran dan perubahan musim yang dapat menyebabkan banjir atau kekeringan.

2.          

Belik


Belik atau mata air adalah sumber air yang muncul secara alami dari bawah permukaan tanah, biasanya di daerah pegunungan atau dataran tinggi. Air dari belik umumnya bersih dan tidak memerlukan pengolahan yang rumit, namun ketersediaannya bisa terbatas, terutama di musim kemarau.

3.          

Sumur Jubin


Sumur jubin, atau sumur gali, adalah sumur dangkal yang dibuat dengan menggali tanah dan memperkuat dindingnya dengan jubin atau batu bata. Sumur ini digunakan sebagai sumber air untuk kebutuhan rumah tangga di pedesaan, tetapi rentan terhadap kontaminasi permukaan dan dapat mengering di musim kemarau.

4.          

Sumur Bor


Sumur bor adalah sumur yang dibuat dengan mengebor tanah hingga mencapai kedalaman tertentu untuk mendapatkan air tanah. Sumur ini lebih mahal untuk dibuat dan dipelihara, tetapi cenderung lebih stabil dan bersih dibandingkan sumur gali.

5.          

PDAM


PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) adalah sistem penyediaan air bersih yang dikelola oleh pemerintah daerah, menyediakan air yang sudah diolah dan siap digunakan untuk keperluan rumah tangga, komersial, dan industri. PDAM sangat bergantung pada infrastruktur yang bisa mengalami gangguan atau kerusakan, tetapi memberikan akses mudah ke air bersih bagi masyarakat perkotaan.

6.          

Truk Air

Truk air adalah cara penyediaan air dengan mengangkutnya menggunakan truk tangki, biasanya digunakan dalam situasi darurat seperti krisis air atau bencana. Meskipun praktis untuk kebutuhan mendesak, biaya pengiriman air dengan truk relatif mahal dan kapasitasnya terbatas.


Tabel 2

NO.

Sumber

 

 

Unsur-Unsur Sosial

 

 

 

Air

Nilai Sosial

Norma Sosial

Identitas Sosial

Tindakan Sosial

Kekuasaan dan Wewenang

1.

Sumur jubin ke PDAM

Peralihan dari sumur jubin ke PDAM membawa perubahan signifikan dalam nilai-nilai yang dianut masyarakat. Jika sebelumnya nilai kemandirian dan gotong royong sangat kental dalam pengelolaan sumur jubin, maka dengan adanya PDAM, nilai kemudahan dan efisiensi menjadi lebih dominan. Masyarakat mulai menghargai kemudahan akses air bersih tanpa perlu repot merawat sumur. Selain itu, nilai kesehatan juga semakin diperhatikan, karena PDAM umumnya menyediakan air yang lebih bersih dan higienis.

Norma sosial terkait penggunaan air mengalami pergeseran yang cukup drastis. Jika sebelumnya masyarakat memiliki norma-norma informal terkait penggunaan air, seperti jadwal giliran mengambil air atau larangan membuang sampah ke dalam sumur, maka dengan adanya PDAM muncul norma-norma baru yang lebih formal, seperti kewajiban membayar tagihan air dan pelarangan penyambungan ilegal. Norma-norma ini bertujuan untuk menjaga keberlangsungan sistem penyediaan air bersih.

Akses terhadap PDAM juga mempengaruhi identitas sosial masyarakat. Masyarakat yang memiliki akses terhadap PDAM cenderung dianggap lebih modern dan maju dibandingkan mereka yang masih menggunakan sumur. Hal ini dapat meningkatkan status sosial individu atau kelompok tertentu. Selain itu, ketergantungan pada PDAM juga dapat membentuk identitas baru sebagai konsumen layanan publik.

Peralihan ke PDAM mendorong masyarakat untuk melakukan berbagai tindakan sosial. Pertama, masyarakat perlu beradaptasi dengan sistem distribusi air yang baru, seperti cara pembayaran tagihan, pelaporan gangguan, dan penggunaan alat-alat sanitasi yang sesuai. Kedua, masyarakat diharapkan berpartisipasi aktif dalam menjaga kualitas air dengan tidak membuang sampah sembarangan dan melaporkan jika ada indikasi pencemaran. Ketiga, masyarakat juga perlu mengubah pola konsumsi air agar lebih efisien, mengingat adanya biaya yang harus dibayar.

Peralihan ke PDAM juga mengubah dinamika kekuasaan dan wewenang dalam masyarakat. Jika sebelumnya pengelolaan sumber air lebih bersifat komunal dan melibatkan seluruh anggota masyarakat, maka dengan adanya PDAM, kekuasaan bergeser ke tangan pemerintah dan perusahaan air minum. Pemerintah memiliki wewenang dalam menetapkan kebijakan terkait penyediaan air bersih, sementara PDAM memiliki wewenang dalam pengelolaan dan distribusi air. Masyarakat sebagai konsumen memiliki wewenang untuk memilih dan menggunakan layanan PDAM, serta memberikan masukan terkait kualitas layanan.



C. Sikap Kearifan
    Masyarakat perlu membiasakan diri untuk menggunakan air dengan bijak, baik saat menggunakan sumur jubin maupun PDAM. Menghemat air bisa dilakukan dengan cara sederhana, seperti menutup keran saat tidak digunakan, memperpendek waktu mandi, dan memanfaatkan air bekas yang masih layak untuk menyiram tanaman. Menghemat air sangat penting untuk memastikan ketersediaannya di masa depan. Selain itu, menjaga kebersihan air juga menjadi tanggung jawab semua orang. Bagi pengguna sumur jubin, hal ini berarti menjaga area di sekitar sumur agar tetap bersih dan bebas dari limbah atau sampah. Sementara itu, pengguna PDAM harus menjaga agar lingkungan, seperti sungai atau danau yang menjadi sumber air PDAM, tidak tercemar. 
    Di tengah transisi penggunaan dari sumur jubin ke PDAM, penting juga untuk mempertahankan tradisi gotong royong dalam masyarakat. Bagi komunitas yang masih menggunakan sumur jubin, gotong royong bisa diwujudkan melalui kegiatan bersama untuk merawat dan membersihkan sumur. Sedangkan di daerah yang sudah menggunakan PDAM, kerja sama masyarakat bisa dilakukan dengan berdiskusi mengenai masalah pelayanan air dan melaporkannya kepada pihak yang bertanggung jawab. 
    Seiring dengan peralihan ke PDAM, masyarakat perlu siap beradaptasi dengan teknologi baru, seperti memahami cara pembayaran tagihan air secara digital atau melaporkan gangguan layanan dengan cara yang tepat. Keterbukaan terhadap perubahan ini akan memudahkan masyarakat dalam beradaptasi dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Di samping itu, penting pula untuk tetap menghargai tradisi dan kebiasaan lokal dalam pengelolaan air, seperti menjaga sumber air tetap bersih, meskipun sudah beralih ke sistem modern. Ini membantu menjaga identitas dan budaya lokal tetap terjaga di tengah modernisasi. 
    Kepedulian terhadap lingkungan juga harus ditingkatkan, termasuk menjaga kebersihan, melakukan penghijauan, dan mengelola sampah dengan baik, agar kualitas air, baik dari sumur jubin maupun PDAM, tetap terjaga dan aman untuk digunakan. Akhirnya, sikap proaktif dan kerja sama dengan pihak PDAM sangat penting. Masyarakat perlu aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan oleh PDAM, memberikan masukan yang membangun, dan menjadi konsumen yang sadar akan hak dan kewajibannya untuk membantu meningkatkan kualitas pelayanan air.

PENUTUP
    Perubahan dalam cara memenuhi kebutuhan air rumah tangga, seperti beralih dari sumur jubin ke PDAM, menunjukkan bagaimana teknologi dan modernisasi bisa mengubah nilai, aturan, identitas, dan kebiasaan masyarakat. Meski peralihan ini membawa kemudahan akses dan kualitas air yang lebih baik, masyarakat tetap menghadapi tantangan untuk menjaga kelestarian sumber daya air dan menghargai tradisi lokal yang masih penting. Masyarakat perlu bijak menyikapi perubahan ini dengan terus menjaga semangat kerja sama, hemat air, dan peduli lingkungan. Mengikuti perkembangan teknologi sambil tetap menghargai budaya dan tradisi adalah cara yang tepat untuk mencapai keberlanjutan dan kesejahteraan bersama. Dengan cara ini, setiap orang dan kelompok masyarakat dapat berperan serta menjaga keberlanjutan sumber air untuk masa depan yang lebih baik.

Artikel 2

Hubungan Jenis Lapisan Tanah dengan Perkembangan Pemukiman dan Mata Pencaharian di Desa Sidomulyo, Jakenan, Pati   Penulis adalah siswa SMA ...