Minggu, 25 Agustus 2024

Laporan Pengamatan Perubahan Sosial

Laporan Pengamatan Perubahan Sosial pada Punden desa

punden merupakan tempat yang diyakini menjadi titik awal mula sebuah desa atau dusun, biasanya secara ekologis punden merupakan lokasi yang disakralkan yang terdapat tanda (pohon, sumur, ) adapula punden juga merupakan makam kuno tempat bersemayamnya leluhur. karena diyakini sakral punden kerap kali menjadi tempat memanjatkan doa. secara tradisi punden merupakan simbol pengayom, karena hampir seluruh warga ketika mendapat kan masalah cenderung diselesaikan dipunden. tidak mengenal dari kelas mana, apa pendidikan nya apa agama apa agama, ketika mereka ke punden mendapatkan rasa tenang. dalam istilah perpundenan ,punden kerap kali disebut pengayom bahkan dalam tradisi kekinian punden dijadikan tempat untuk pagelaran pertunjukan seni pada saat ulang tahun desa ( sedekah bumi) pun dengan tradisi ritas hidup dimana ada kebiasaan kepunden sebelum sunatan, nikahan, hingga meninggal.

namun pada saat ini punden mengalami perubahan ada yang dibangun lebih megah tetapi miskin tradisi bahkan ada yang ditutup karena perubahan beda keyakinan. terlepas dari itu semua punden dalam kacamata pendidikan merupakan tempat bersemayamnya cerita asal usul desa terlebih punden menjadi tempat terbuka yang berfungsi menjadi area publik tempat resapan dan perindang/peneduh karena kerap kali punden terdapat pohon-pohon besar.
untuk itu penting kiranya dilakukan pengamatan terhadap perubahan Punden 
selamat membaca

Pembahasan 

Punden desa adalah situs atau tempat keramat yang memiliki makna spiritual dan kultural bagi masyarakat desa di Indonesia. Punden ini sering kali berfungsi sebagai tempat pemujaan, upacara adat, atau ritual yang berkaitan dengan kepercayaan lokal. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait punden desa:

1. Fungsi dan Makna

- Tempat Pemujaan : Punden desa sering dianggap sebagai tempat yang memiliki kekuatan spiritual. Masyarakat desa percaya bahwa punden ini merupakan tempat bersemayamnya roh leluhur atau nenek moyang, sehingga sering digunakan untuk melaksanakan upacara dan ritual adat.
  
- Pusat Aktivitas Adat : Selain sebagai tempat pemujaan, punden juga berfungsi sebagai pusat kegiatan adat dan budaya. Ini bisa meliputi upacara pernikahan, kelahiran, atau acara penting lainnya.

 2. Struktur dan Ciri-ciri

- Arsitektur : Struktur punden desa bisa sangat bervariasi, tetapi seringkali memiliki ciri khas seperti bangunan sederhana, tempat suci, atau bahkan tumpukan batu. Bentuk dan desainnya sering kali mencerminkan nilai-nilai dan kepercayaan lokal.

- Lokasi : Punden biasanya terletak di tempat yang dianggap strategis atau memiliki nilai spiritual khusus, seperti di atas bukit, dekat sumber air, atau di tengah hutan.

 3. Peran Sosial dan Kultural

- Kohesi Sosial : Punden desa memainkan peran penting dalam memperkuat kohesi sosial dan identitas komunitas. Ritual dan upacara yang diadakan di punden seringkali melibatkan seluruh anggota masyarakat, mempererat hubungan sosial dan mempertahankan tradisi.

- Pelestarian Budaya : Melalui punden desa, berbagai tradisi dan nilai budaya dapat dipertahankan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Ini membantu menjaga keberagaman budaya dan warisan lokal.

 4. Perubahan dan Tantangan

- Modernisasi : Dengan kemajuan teknologi dan globalisasi, banyak desa mengalami perubahan dalam gaya hidup dan kepercayaan. Modernisasi dapat mengurangi frekuensi atau cara pelaksanaan ritual di punden desa.

- Urbanisasi : Migrasi ke kota seringkali mengakibatkan penurunan minat atau keterlibatan masyarakat muda dalam praktik adat, termasuk yang berkaitan dengan punden desa.

- Pengaruh Eksternal : Masuknya agama atau kepercayaan baru bisa mempengaruhi cara masyarakat berinteraksi dengan punden desa. Kadang-kadang, perubahan ini dapat menyebabkan penyesuaian dalam praktik keagamaan lokal.

 5. Pelestarian dan Pengelolaan

- Upaya Pelestarian : Beberapa punden desa mungkin mendapat perhatian untuk pelestarian sebagai bagian dari upaya menjaga warisan budaya. Ini bisa melibatkan restorasi fisik atau promosi praktik adat.

- Keterlibatan Masyarakat : Keterlibatan aktif masyarakat lokal sangat penting dalam menjaga dan mengelola punden desa. Partisipasi komunitas dalam perawatan dan perayaan ritual sangat mendukung keberlanjutan punden.

Punden desa merupakan bagian integral dari budaya dan kehidupan masyarakat desa di Indonesia. Menghargai dan memahami peran serta tantangan yang dihadapi punden desa adalah penting untuk pelestarian warisan budaya dan sosial yang berharga ini.

Jumat, 23 Agustus 2024

Sampah

Pengamatan Sampah di Tempat Umum

 
Saat melakukan pengamatan, kami merasa senang sekaligus kesal. Di tengah-tengah melakukan pengamatan kami mengalami kendala yaitu sandal salah satu anggota kelompok kami putus dan akhirnya harus kembali ke rumah terlebih dahulu untuk mengambil sandal. Tapi setelah itu sangat seru sekali berkunjung ke beberapa tempat pembuangan sampah. Setelah selesai memfoto, kami langsung melipir ke warung bakso dan mie ayam. Sangat enak sekalii!!

Kami adalah Eny Alfi Inayatin dan Anjani Selawati, siswa dari kelas kelas XI 5 SMA Negeri 1 Jakenan, Pati Jawa Tengah. Dalam tulisan ini berisikan catatan hasil pengamatan lokasi sampah. Tepatnya tiga lokasi sampah yang kami kunjungi. Pengamatan kami lakukan selama satu hari, tepatnya pada hari 4 Februari 2024. Dari tiga yang kami kunjungi diantaranya; TPQ Jakenan, SMAN 1 JAKENAN, dan Pasar Sembaturagung. 

Sajian catatan pengamatan sampah disajikan berdasarkan tiap-tiap lokasi sampah yang kami kunjungi. Tiap-tiap sajian diulas meliputi lokasi pengamatan, waktu pelaksanaan pengamatan, dan catatan saat melakukan pengamatan sampah.  

Sampah TPQ Jakenan

Serakan sampah di belakang TPQ  (Fotografer: Eny Alfi Inayatin, 2024)

Kami melakukan pengamatan sampah di sekitar TPQ Jakenan pada hari Minggu, 4 Februari 2024. Terdapat tumpukan sampah yang berserakan di belakang TPQ. Semua jenis sampah ada, mulai dari sampah organik dan anorganik. Keberadaan sampah ini menjadi sumber masalah sosial diantaranya sumber bau, sarang nyamuk, penyumbat selokan, perusak pemandangan, pencemaran tanah, pemicu membakar sampah, dan mengancam kegiatan mengaji anak-anak kecil warga sekitar.

Sampah TPQ Jakenan

Jenis-jenis sampah rumah tangga (Fotografer: Eny Alfi Inayatin, 2024) 

Pengamatan selanjutnya masih pada tempat yang sama tepatnya pada tanggal 4 Februari 2024 . Terlihat kulit rambutan dan ragam sampah plastik dan lainnya berserak di belakang gedng TPQ Jakenan. Keberadaan sampah ini menjadi sumber masalah sosial diantaranya sumber bau, sarang nyamuk, penyumbat selokan, perusak pemandangan, pencemaran tanah, pemicu membakar sampah, dan mengancam kegiatan mengaji anak-anak kecil warga sekitar. 

Sampah TPQ Jakenan

Jenis-jenis sampah rumah tangga (Fotografer: Eny Alfi Inayatin, 2024) 

Pengamalan selanjutnya Masih pada tempat dan tanggal yang sama yaitu Minggu, 4 Februari 2024. Pada gambar tampak sampah anorganik yang berserakan. Ada sampah plastik, wadah jajanan, kaleng minuman, dll. Sampah-sampah itu berasal dari aktivitas kegiatan pembelajaran al-Quran yang dilaksanakan di TPQ Jakenan. Tonase sampah di gambar ringan. 

Sampah SMAN 1 Jakenan

Pembedaan pembuangan sampah di bak (Fotografer: Eny Alfi Inayatin, 2024)
 
Kami melakukan pengamatan sampah di SMAN 1 Jakenan pada hari Minggu, 4 Februari 2024. Terdapat jenis sampah organik maupun anorganik yang telah menumpuk di tempat pembuangan sampah tersebut. Sampah tersebut yang jenis organik berupa dedaunan perlahan lahan sudah membusuk.Dan sebagian sampahnya juga sepertinya sudah dibakar karena timpukan sampahnya sudah berkurang. Keberadaan sampah tersebut menjadi masalah sosial diantara sumber bau,sarang nyamuk, merusak pemandangan,menyumbat selokan, tanah tercemar,pemicu membakar sampah.


Sampah SMAN 1 Jakenan

Sampah dedaunan yang sebagian terbakar  (Fotografer: Eny Alfi Inayatin, 2024) 

 Masih di tempat yang sama yaitu SMAN 1 Jakenan kami melakukan pengamatan pada hari Minggu, 4 Februari 2024m Terlihat jenis sampah organik berupa dedunan. Sampah organik tersebut adalah jenis limbah alam yang berasal dari dedaunan yang gugur dari pohon atau tanaman. Materi organik ini mengandung karbon dan dapat terurai secara alami melalui proses dekomposisi oleh mikroorganisme. Seiring waktu, daun-daun ini akan menghasilkan humus yang kaya nutrisi, memberikan kontribusi positif pada kesuburan tanah. Pemanfaatan daun sebagai kompos atau pupuk organik sudah diterapkan di sekolah tersebut,menjadi solusi berkelanjutan untuk meminimalkan dampak lingkungan dari sampah organik ini. Keberadaan sampah ini menjadi sumber masalah sosial diantara menjadi sumber bau,sarang nyamuk, merusak pemandangan, tanah tercemar, pemicu membakar sampah.

 Sampah SMAN 1 Jakenan
 
Botol sirup dan minuman (Fotografer: Eny Alfi Inayatin, 2024)

Selanjutnya kami masih melakukan pengamatan di tempat yang sama yaitu SMAN 1 Jakenan pada hari Minggu tanggal 4 Februari 2024. Terlihat sampah botol kaca sirup dan botol plastik yang ada disekitarnya. Jenis sampah tersebut merupakan sampah anorganik. Sampah tersebut tidak dapat terurai secara alami. Sifatnya yang tahan terhadap reaksi kimia membuatnya sulit terurai. Keberadaan sampah ini menjadi sumber masalah sosial diantara menjadi sarang penyakit yang ditimbulkan oleh nyamuk sebab nyamuk dapat bertelur di dalam botol sampah tersebut apabila ada air yang menggenang saat hujan, merusak pemandangan dan menimbulkan bau.

Sampah SMAN 1 Jakenan

Campuran sampah organik dan anorganik (Fotografer: Eny Alfi Inayatin, 2024)

Pengamatan selanjutnya masih di SMAN 1 Jakenan pada hari Minggu 4 Februari 2024. Terdapat jenis sampah organik maupun anorganik yang menumpuk di bak tempat pembuangan sampah tersebut. Keberadaan sampah ini menjadi sumber masalah sosial diantara menjadi sumber bau,sarang nyamuk, merusak pemandangan,tanah tercemar,pemicu membakar sampah.

Sampah SMAN 1 Jakenan
 
Tumpukan botol plastik (Fotografer: Eny Alfi Inayatin, 2024)

Botol plastik yang berserakan ini terdapat di SMAN 1 Jakenan. Kami melakukan pengamatan pada hari Minggu 4 Februari 2024
 Terlihat jenis sampah anorganik berupa botol plastik air kemasan mineral,galon air mineral ,dan lainnya. Botol ini sulit terurai alami dan dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Dengan perluasan penggunaan daur ulang, penting untuk meminimalkan dampak negatif sampah anorganik ini terhadap ekosistem dan lingkungan. Keberadaan sampah ini menjadi sumber masalah sosial diantara menjadi sumber bau,sarang nyamuk, merusak pemandangan, tanah tercemar,pemicu membakar sampah.

Sampah Pasar Sembaturagung

Gundukan sampah hasil aktivitas di pasar 
(Fotografer: Eny Alfi Inayatin, 2024)

Tempat selanjutnya kami datang ke pasar sumbetoragung pada hari Minggu, 4 Februari 2024. Tempat pembuangan sampah di pasar Glonggong terlihat sangat berserakan, sampah menggunung dengan bau yang sangat busuk. Letak pembuangan sampah tidak jauh dari pusat pasar, letaknya berada di belakang pasar bagian kanan dekat persawahan. Keberadaan sampah ini menjadi sumber masalah sosial diantara menjadi sumber bau,sarang nyamuk, merusakpemandangan, menganggu aktivitas jual beli, tanah tercemar, pemicu membakar sampah.


Sampah Pasar Sembaturagung

Limbah Organik yang tersisa dari jual beli (Fotografer: Eny Alfi Inayatin, 2024)

Masih di tempat yang sama yaitu pasar sembaturagung kami melakukan pengamatan pada hari Minggu 4 Februari 2024. Di gambar terlihat sampah organik yaitu daun pisang. Sampah tersebut dihasilkan dari aktivitas jual beli di pasar. Padahal, limbah daun pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat kerajinan. Keberadaan sampah ini menjadi sumber masalah sosial diantara menjadi sumber bau,sarang nyamuk, merusakpemandangan, menganggu aktivitas jual beli, tanah tercemar, pemicu membakar sampah..

Penulis adalah Anjani Selawati dan Eny Alfi Inayatin, siswa kelas XI-5 SMA N 1 Jakenan Pati Jawa Tengah. . 


Rabu, 14 Agustus 2024

Laporan Pengamatan Perubahan Sosial


Laporan Pengamatan Perubahan Sosial pada Perubahan Pencukupan Air Rumah Tangga


Penulis adalah Eny Alfi Inayatin Siswa Kelas XII F-5 SMA Negeri 1 Jakenan

PENDAHULUAN
    Air sebagai sumber kehidupan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari manusia. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti memasak, mandi, mencuci pakaian, dsb. Air merupakan kebutuhan utama dalam rumah tangga, sehingga setiap rumah tangga berusaha memiliki sumber air sendiri.
     Jenis sumur paling tua adalah sumur jubin. Sumur ini dibuat dengan cara membuat lubang dengan kedalaman tertentu yang dindingnya diapit dengan material padat seperti batu bata dan buis. Dalam membuat sumur tradisional diperlukan pengetahuan identifikasi letak mata air. Ketika sebuah tempat diduga terdapat sumber mata air, lubang akan digali hingga sumber mata air memancar.
    Sumur jubin ini cukup dekat dengan tradisi dan keseharian masyarakat. Sumur ini menjadi pusat interaksi antar anggota masyarakat, terutama karena tidak semua warga memiliki sumur sendiri, khususnya pada musim kemarau. Sumur telah menjadi pusat interaksi masyarakat pada saat terjadi kelangkaan air. Namun, pada saat ini keberadaan sumur jubin tersisihkan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sumur jubin yang ditutup dan pada saat yang sama orang tidak lagi tertarik untuk membuat sumur jubin. Padahal, selain berfungsi sebagai sumber air, sumur jubin juga berperan penting sebagai media resapan air saat musim hujan, membantu menjaga keseimbangan air tanah dan mencegah banjir. 
    Lama kelamaan, beberapa daerah mulai mengalami kekeringan yang parah karena sumber air tanah yang menipis. Ketika sumur jubin tidak lagi mampu menyediakan air yang cukup, masyarakat mulai beralih ke sumber air dari PDAM yang dianggap lebih andal dan stabil. Peralihan ini menandai terjadinya perubahan sosial yang signifikan, di mana penggunaan teknologi modern menggantikan tradisi lama, mengubah pola interaksi sosial dan cara hidup masyarakat. Apa saja yang berubah, unsur sosial apa yang berubah, bagaimana dampak perubahan akan dibahas dalam tulisan ini.
Selamat membaca.


PEMBAHASAN 
A. Jenis-Jenis Sumber Mata Air
  1. Sungai

a.       Bentuk

Aliran air tawar yang mengalir secara alami dari hulu ke hilir, biasanya menuju laut atau danau.

b.      Cara Membuat

Terbentuk secara alami melalui proses geomorfologi.

c.       Manfaat

ž   Sumber air baku untuk berbagai keperluan, seperti pertanian, perikanan, dan industri.

ž   Sebagai jalur transportasi.

ž   Pembangkit listrik tenaga air.

ž   Objek wisata.

d.      Kelemahan

ž   Rentan terhadap pencemaran dari aktivitas manusia.

ž   Debit air dapat berubah-ubah tergantung musim.

ž   Terdapat risiko banjir.

e.       Kelebihan

ž   Tersedia secara alami dalam jumlah besar.

ž   Mudah diakses.

  1. Belik

a.       Bentuk

Mata air yang keluar dari dalam tanah secara alami, biasanya dengan debit yang relatif kecil.

b.      Cara Membuat

Terbentuk secara alami akibat adanya rongga di dalam tanah yang terisi air.

c.       Manfaat

ž   Sumber air minum bagi masyarakat sekitar.

ž   Digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti mencuci dan mandi.

ž   Sumber air untuk pertanian.

d.      Kelemahan

ž   Terbatas pada area tertentu.

ž   Debit air bisa menurun saat musim kemarau.

ž   Rentan terhadap pencemaran jika lingkungan sekitarnya tidak terjaga.

e.       Kelebihan

ž   Airnya biasanya lebih bersih dan segar dibandingkan sumber air lainnya.

ž   Tidak memerlukan proses pengolahan yang rumit.

  1. Sumur Jubin

a.       Bentuk

Sumur yang dibuat dengan cara menggali tanah lalu dipasang buis atau batu bata untuk dindingnya.

b.      Cara Membuat

Digali secara manual atau dengan mesin, kemudian dilapisi dengan jubin untuk mencegah runtuhan tanah.

c.       Manfaat

ž   Sumber air bersih untuk keperluan rumah tangga.

ž   Digunakan untuk mengairi tanaman.

d.      Kelemahan

ž   Kedalamannya terbatas.

ž   Kualitas air dapat terpengaruh oleh kondisi tanah di sekitarnya.

ž   Rentan terhadap pencemaran dari permukaan tanah.

ž   Bisa kering selama musim kemarau.

e.       Kelebihan

Relatif mudah dan murah dalam pembuatannya.

  1. Sumur Bor

a.       Bentuk

Sumur yang dibuat dengan cara membor tanah hingga mencapai lapisan akuifer (lapisan tanah yang mengandung air).

b.      Cara Membuat

Menggunakan mesin bor untuk mencapai lapisan air tanah dalam.

c.       Manfaat

Sumber air bersih untuk keperluan rumah tangga, industri, dan pertanian.

d.      Kelemahan

ž   Biaya pembuatannya relatif mahal.

ž   Membutuhkan perawatan khusus.

ž   Kualitas air dapat terpengaruh oleh kondisi lapisan akuifer.

e.       Kelebihan

ž   Dapat mencapai sumber air dalam jumlah besar.

ž   Kualitas air umumnya lebih baik dibandingkan sumur jubin.

  1. PDAM

a.       Bentuk

Sistem penyediaan air bersih yang dikelola oleh pemerintah daerah.

b.      Cara Membuat

Infrastruktur dibangun oleh pemerintah, meliputi pipa distribusi, tangki penampungan, dan instalasi pengolahan air.

c.       Manfaat

Penyediaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga, komersial, dan industri.

d.      Kelemahan

ž   Biaya langganan relatif mahal.

ž   Kualitas air dapat terganggu jika terjadi gangguan pada jaringan pipa.

e.       Kelebihan

Air yang disalurkan sudah melalui proses pengolahan sehingga lebih bersih dan aman untuk dikonsumsi.

  1. Truk Air

a.       Bentuk

Pengangkutan air bersih menggunakan truk tangki.

b.      Cara Membuat

Menggunakan truk tangki dengan kapasitas tertentu yang diisi di sumber air bersih.

c.       Manfaat

ž   Menyediakan air bersih untuk daerah yang belum terjangkau jaringan PDAM.

ž   Digunakan untuk keperluan darurat, seperti saat terjadi kekeringan.

d.      Kelemahan

ž   Biaya pengangkutan air relatif mahal.

ž   Kualitas air tergantung dari sumber air yang diambil.

e.       Kelebihan

Solusi cepat untuk kebutuhan air mendesak di area yang sulit dijangkau.


B. Analisis Unsur-Unsur Perubahan Sosial

Tabel 1

NO.

Objek

Keterangan

1.          

Sungai


Sungai adalah aliran air alami yang mengalir di permukaan bumi, sering dimanfaatkan sebagai sumber air untuk irigasi, pertanian, perikanan, serta pembangkit listrik tenaga air. Namun, sungai sangat rentan terhadap pencemaran dan perubahan musim yang dapat menyebabkan banjir atau kekeringan.

2.          

Belik


Belik atau mata air adalah sumber air yang muncul secara alami dari bawah permukaan tanah, biasanya di daerah pegunungan atau dataran tinggi. Air dari belik umumnya bersih dan tidak memerlukan pengolahan yang rumit, namun ketersediaannya bisa terbatas, terutama di musim kemarau.

3.          

Sumur Jubin


Sumur jubin, atau sumur gali, adalah sumur dangkal yang dibuat dengan menggali tanah dan memperkuat dindingnya dengan jubin atau batu bata. Sumur ini digunakan sebagai sumber air untuk kebutuhan rumah tangga di pedesaan, tetapi rentan terhadap kontaminasi permukaan dan dapat mengering di musim kemarau.

4.          

Sumur Bor


Sumur bor adalah sumur yang dibuat dengan mengebor tanah hingga mencapai kedalaman tertentu untuk mendapatkan air tanah. Sumur ini lebih mahal untuk dibuat dan dipelihara, tetapi cenderung lebih stabil dan bersih dibandingkan sumur gali.

5.          

PDAM


PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) adalah sistem penyediaan air bersih yang dikelola oleh pemerintah daerah, menyediakan air yang sudah diolah dan siap digunakan untuk keperluan rumah tangga, komersial, dan industri. PDAM sangat bergantung pada infrastruktur yang bisa mengalami gangguan atau kerusakan, tetapi memberikan akses mudah ke air bersih bagi masyarakat perkotaan.

6.          

Truk Air

Truk air adalah cara penyediaan air dengan mengangkutnya menggunakan truk tangki, biasanya digunakan dalam situasi darurat seperti krisis air atau bencana. Meskipun praktis untuk kebutuhan mendesak, biaya pengiriman air dengan truk relatif mahal dan kapasitasnya terbatas.


Tabel 2

NO.

Sumber

 

 

Unsur-Unsur Sosial

 

 

 

Air

Nilai Sosial

Norma Sosial

Identitas Sosial

Tindakan Sosial

Kekuasaan dan Wewenang

1.

Sumur jubin ke PDAM

Peralihan dari sumur jubin ke PDAM membawa perubahan signifikan dalam nilai-nilai yang dianut masyarakat. Jika sebelumnya nilai kemandirian dan gotong royong sangat kental dalam pengelolaan sumur jubin, maka dengan adanya PDAM, nilai kemudahan dan efisiensi menjadi lebih dominan. Masyarakat mulai menghargai kemudahan akses air bersih tanpa perlu repot merawat sumur. Selain itu, nilai kesehatan juga semakin diperhatikan, karena PDAM umumnya menyediakan air yang lebih bersih dan higienis.

Norma sosial terkait penggunaan air mengalami pergeseran yang cukup drastis. Jika sebelumnya masyarakat memiliki norma-norma informal terkait penggunaan air, seperti jadwal giliran mengambil air atau larangan membuang sampah ke dalam sumur, maka dengan adanya PDAM muncul norma-norma baru yang lebih formal, seperti kewajiban membayar tagihan air dan pelarangan penyambungan ilegal. Norma-norma ini bertujuan untuk menjaga keberlangsungan sistem penyediaan air bersih.

Akses terhadap PDAM juga mempengaruhi identitas sosial masyarakat. Masyarakat yang memiliki akses terhadap PDAM cenderung dianggap lebih modern dan maju dibandingkan mereka yang masih menggunakan sumur. Hal ini dapat meningkatkan status sosial individu atau kelompok tertentu. Selain itu, ketergantungan pada PDAM juga dapat membentuk identitas baru sebagai konsumen layanan publik.

Peralihan ke PDAM mendorong masyarakat untuk melakukan berbagai tindakan sosial. Pertama, masyarakat perlu beradaptasi dengan sistem distribusi air yang baru, seperti cara pembayaran tagihan, pelaporan gangguan, dan penggunaan alat-alat sanitasi yang sesuai. Kedua, masyarakat diharapkan berpartisipasi aktif dalam menjaga kualitas air dengan tidak membuang sampah sembarangan dan melaporkan jika ada indikasi pencemaran. Ketiga, masyarakat juga perlu mengubah pola konsumsi air agar lebih efisien, mengingat adanya biaya yang harus dibayar.

Peralihan ke PDAM juga mengubah dinamika kekuasaan dan wewenang dalam masyarakat. Jika sebelumnya pengelolaan sumber air lebih bersifat komunal dan melibatkan seluruh anggota masyarakat, maka dengan adanya PDAM, kekuasaan bergeser ke tangan pemerintah dan perusahaan air minum. Pemerintah memiliki wewenang dalam menetapkan kebijakan terkait penyediaan air bersih, sementara PDAM memiliki wewenang dalam pengelolaan dan distribusi air. Masyarakat sebagai konsumen memiliki wewenang untuk memilih dan menggunakan layanan PDAM, serta memberikan masukan terkait kualitas layanan.



C. Sikap Kearifan
    Masyarakat perlu membiasakan diri untuk menggunakan air dengan bijak, baik saat menggunakan sumur jubin maupun PDAM. Menghemat air bisa dilakukan dengan cara sederhana, seperti menutup keran saat tidak digunakan, memperpendek waktu mandi, dan memanfaatkan air bekas yang masih layak untuk menyiram tanaman. Menghemat air sangat penting untuk memastikan ketersediaannya di masa depan. Selain itu, menjaga kebersihan air juga menjadi tanggung jawab semua orang. Bagi pengguna sumur jubin, hal ini berarti menjaga area di sekitar sumur agar tetap bersih dan bebas dari limbah atau sampah. Sementara itu, pengguna PDAM harus menjaga agar lingkungan, seperti sungai atau danau yang menjadi sumber air PDAM, tidak tercemar. 
    Di tengah transisi penggunaan dari sumur jubin ke PDAM, penting juga untuk mempertahankan tradisi gotong royong dalam masyarakat. Bagi komunitas yang masih menggunakan sumur jubin, gotong royong bisa diwujudkan melalui kegiatan bersama untuk merawat dan membersihkan sumur. Sedangkan di daerah yang sudah menggunakan PDAM, kerja sama masyarakat bisa dilakukan dengan berdiskusi mengenai masalah pelayanan air dan melaporkannya kepada pihak yang bertanggung jawab. 
    Seiring dengan peralihan ke PDAM, masyarakat perlu siap beradaptasi dengan teknologi baru, seperti memahami cara pembayaran tagihan air secara digital atau melaporkan gangguan layanan dengan cara yang tepat. Keterbukaan terhadap perubahan ini akan memudahkan masyarakat dalam beradaptasi dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Di samping itu, penting pula untuk tetap menghargai tradisi dan kebiasaan lokal dalam pengelolaan air, seperti menjaga sumber air tetap bersih, meskipun sudah beralih ke sistem modern. Ini membantu menjaga identitas dan budaya lokal tetap terjaga di tengah modernisasi. 
    Kepedulian terhadap lingkungan juga harus ditingkatkan, termasuk menjaga kebersihan, melakukan penghijauan, dan mengelola sampah dengan baik, agar kualitas air, baik dari sumur jubin maupun PDAM, tetap terjaga dan aman untuk digunakan. Akhirnya, sikap proaktif dan kerja sama dengan pihak PDAM sangat penting. Masyarakat perlu aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan oleh PDAM, memberikan masukan yang membangun, dan menjadi konsumen yang sadar akan hak dan kewajibannya untuk membantu meningkatkan kualitas pelayanan air.

PENUTUP
    Perubahan dalam cara memenuhi kebutuhan air rumah tangga, seperti beralih dari sumur jubin ke PDAM, menunjukkan bagaimana teknologi dan modernisasi bisa mengubah nilai, aturan, identitas, dan kebiasaan masyarakat. Meski peralihan ini membawa kemudahan akses dan kualitas air yang lebih baik, masyarakat tetap menghadapi tantangan untuk menjaga kelestarian sumber daya air dan menghargai tradisi lokal yang masih penting. Masyarakat perlu bijak menyikapi perubahan ini dengan terus menjaga semangat kerja sama, hemat air, dan peduli lingkungan. Mengikuti perkembangan teknologi sambil tetap menghargai budaya dan tradisi adalah cara yang tepat untuk mencapai keberlanjutan dan kesejahteraan bersama. Dengan cara ini, setiap orang dan kelompok masyarakat dapat berperan serta menjaga keberlanjutan sumber air untuk masa depan yang lebih baik.

Artikel 2

Hubungan Jenis Lapisan Tanah dengan Perkembangan Pemukiman dan Mata Pencaharian di Desa Sidomulyo, Jakenan, Pati   Penulis adalah siswa SMA ...